Ruyati Bin Sapubi, Saya beduka yang mendalam atas kepergianmu. Hukuman pancung yang Anda terima di Saudi sana adalah salah satu jejak gambaran jika pemimpin negeri ini, tak pernah tahu anak bangsanya. Mungkin, Ada pertanyaan, Ruyati yang dihukum pancung karena melakukan pembunuhan, kok pemimpin bangsa yang disalahkan? Kalau pertanyaan ini datangnya dari rakyat sekelas Ruyati, mungkin mereka tidak tahu apa makna seorang pemimpin? Tapi bila pertanyaan ini datangnya dari pemimpin bangsa ini, sungguh sebuah kenaifan, sebab pemimpin dalam ajaran-ajaran filsafat bermakna sangat hakiki. ”tidur setelah rakyatnya tidur, bangun sebelum rakyatnya terbangun”
Pancung seorang Ruyati dan desas-desus menyusulnya 26 TKW lainnya di ambang ajal, adalah sebuah ancaman besar betapa bangsa ini hina di mata bangsa lain. Mereka yang berprofesi sebagai tenaga kerja di luar negeri dengan status pembantu, seolah menggambarkan bila bangsa ini telah mengirim ’budak belian’, bebas diapakan saja, bahkan nyawa sekalipun tanpa mendapat hak-hak kepatutan hukum dari negerinya. Ruyati hanyalah pembantu, tapi Ruyati juga muka bangsa di mata bangsa dan negara lain.
Lalu apa yang dilakukan seorang Presiden kita? Saya belum tahu. paling-paling menelepon Kedutaan dan mengirim pesan, urus mereka! Ruyati sabarlah. Biarkan rohmu menghadap keharibaan-Nya dengan tenang. Sebab Saya baru membaca, bila Presidenmu baru pulang dari sebuah perjalanan panjang dari Jepang dan Swiss, yang masih bisa menikmati jus kacang hijau untuk memulihkan tenaganya...wajarlah, sebab beliau kepala negara yang punya tugas berat, dan tak bisa mengurusmu dengan baik. Ruyati, sabarlah! Nyawamu memang tidak lebih berarti dari kunjungan kenegaraan itu. Saya juga tak bisa melawan, tapi Saya berharap rohmu bisa mengawal Saya melawan Pak Beye dengan tulisan-tulisan sederhana ini.
Saya hanya bisa menulismu di blog pribadi ini. Saya tak bisa menggunakan ’arena besar’ seperti kompasiana untuk melawan Presidenmu. Di lapak ini, Saya memberimu ruang pada rohmu untuk terbang melayang, menginspirasiku untuk melakukan aksi diam dan tak peduli dengan apa yang dilakukan Presidenmu. Apa yang dilakukan pemimpin bangsamu! Ruyati kawallah Saya melawan Pak Beye!!
Jakarta dalam Zikir Ruyati, 19 Juni 2011
2 komentar
Mari kita lakukan gerakan bersama mealawan penindsan dan ketidakpedulian pemimpin kepada rakyatnya.
salam
Omjay
terima kasih Om Jay telah berkunjung di lapak saya..Salam hormat saya buat keluarga Om Jay
Salam
Hamzah Palalloi