Sepekan
setelah saya meluncurkan blog ini, saya mulai merasakan kesulitan untuk
menulis ‘tema-tema’ sederhana seputar Pak Prabowo Subianto. inilah
kekurangan yang kerap ditemui seorang penulis jika sama sekali belum
berhadapan langsung dengan subjek yang ditulisnya. Semuanya serba imaginer
dan mereka-reka. Sekalipun demikian, bahasan tentang sosok beliau tak
pernah habis. Saya ter-inspirasi seorang komentator blog ini, yang
mengapresiasi tulisan-tulisan saya dengan ucapan terima kasihnya, karena
menganggap saya telah ‘membumikan’ Pak Prabowo. Sayapun tak lupa
memberi ucapan yang sama atas atensi yang diberikan. Karena memang tak
ada niat lain, terkecuali mengasah sensitivitas sebuah tulisan. Kalimat
yang kerap saya ucapkan.
Inspirasinya,
membuat saya mencari sejumlah figur publik yang digadang-gadang menjadi
calon Presiden RI. Tak perlu saya sebutkan nama. Tetapi seharian saya searching
tentang tokoh-tokoh dimaksud, namun saya tak menemukan jejaring sosial
khusus dari para figur dimaksud, terkecuali Pak Prabowo itu sendiri,
khususnya melalui facebook.
Yang banyak saya temukan hanya ‘situs-situs’ figur yang mempromosikan
biografi singkat, tanpa ada ‘dialog’ langsung antara pembaca dengan
figur dimaksud. Saya pun mengambil kesimpulan, jika Pak Prabowo-lah
satu-satunya Calon Presiden yang berani menyapa rakyatnya secara
langsung.
Kesimpulan
sementara itulah yang membuat saya berani untuk berspekulasi dengan
kalimat yang amat politis bahwa “Pak Prabowo Paling Siap Jadi Presiden”.
Benarkah? Indikatornya bagi saya amat sederhana. Pak Prabowo adalah
calon Presiden yang memfungsikan jejaring sosial berupa facebook maupun twitter,
yang komentar-komentarnya ditulis langsung oleh beliau. Saya amat
meyakini itu, sebab jika komentar itu diwakili oleh seseorang, maka
kometar-komentar itu hanya seputar sapaan biasa, dan tak berani memberi
‘kontrak politik’ berupa pernyataan-pernyataan politis, yang
menggambarkan visi beliau tentang kejayaan Indonesia Raya.
Lebih dari itu, melalui facebook dan twitter,
Pak Prabowo juga berani membuka ‘forum’ dan meminta rakyat Indonesia
bertanya langsung padanya, dan tentunya akan dijawabnya, meski tidak
semua pertanyaannya terjawab secara detail satu persatu, mengingat
banyaknya komentar yang masuk ditambah (mungkin) kesibukan Pak Prabowo
yang begitu padat. Tetapi yang menarik, setiap hari Pak Prabowo tak lupa
menyapa rakyat Indonesia, memberikan komentar dan solusi, serta
menjawab pertanyaan yang bisa di jawabnya.
Tentu
ini merupakan hal yang positif, dari seseorang yang punya niatan untuk
menjadi pemimpin di negeri ini. Apalagi kita semua mengetahui jejaring
social seperti ini adalah ‘front terbuka’ yang sulit menghindari adanya
kecaman maupun kritikan. Tetapi Pak Prabowo telah membuktikannya bahwa
beliau sosok militer, sosok politisi dan sosok pengusaha yang tak pernah
takut dengan kritikan dan kecaman. Bahkan kepada saya, beliau melalui
sapaannya ‘meminta’ saya untuk tetap kritis pada beliau. Saya terkesima
dengan hal-hal seperti ini, sebab beliau sadar jika kritik adalah ruang
yang nyata untuk melihat apa kekuarangan yang dimiliki oleh sesorang.
Termasuk pribadi Pak Prabowo.
----------------
----------------
“Pak,
kenapa belum beristri hingga sekarang??” pertanyaan dari seorang
facebookers yang menurut saya menggelikan namun patut diperhitungkan Pak
Prabowo. Beliau menjawab,” Semuanya saya serahkan kepada Allah SWT”.
Awalnya saya berpikir, pertanyaan ini tak di jawab Pak Prabowo, tetapi
dugaan saya meleset. Beliau menjawabnya dengan tegas, seperti kalimat di
atas. Memang jawaban itu, mengesankan Pak Prabowo tidak berani
berspekulasi, tentunya karena jodoh adalah sesuatu yang misteri, dan
manusia tak seorang pun berani memastikan kapan datangnya. Kalangan
agamawan mengatakan, jodoh, reski, dan maut, hanyalah Tuhan yang
mengetahuinya.
Memang,
pertanyaan seputar siapa ‘istri’ Pak Prabowo pasca menduda, memang
menyeruak di benak Rakyat Indonesia. Tentu karena mereka percaya bahwa
tanpa ‘pendamping hidup’ se kaya apapun, sepintar apapun, sejantan
apapun, seganteng apapun seseorang tentu dianggap tak sempurna jika
belum memiliki pendamping hidup. Apalagi seorang Presiden, dimana negara
kita telah menjadikan sebuah ‘kebiasaan’ akan adanya seorang yang
berstatus ‘Ibu Negara’. Selebihnya keinginan rakyat Indonesia untuk
melihat Pak Prabowo menikah lagi, tentu juga didasari dengan upaya
menghindarkan Pak Prabowo dari ‘fitnah’, apalagi dalam kapasitas
‘kemampuan’ Pak Prabowo dianggap mampu dalam segala hal. Makanya saya
juga berkata, “segeralah menikah Pak!”.
Lalu
apakah hanya keterbukaan Pak Prabowo menyapa rakyatnya, lalu kemudian
menjadi indicator kesiapan beliau menjadi Presiden? Sederhananya memang
seperti itu. Saya tak perlu ‘menggurui’ Rakyat Indonesia tentang siapa
Pak Prabowo. Sebab yang pasti, rakyat telah mengetahui sepak terjang dan
perjalanan panjang seseorang yang bernama lengkap ‘Letjen (Purn) TNI.
H. Prabowo Subianto’. Seorang jenderal bernas dan cerdas yang pernah
dimiliki Bangsa Indonesia. Seorang Kopassus yang loyalis pada negara,
seorang politisi yang bervisi merakyat, seorang pengusaha anti kapitalis
dan amat mencintai semua elemen rakyat Indonesia. Bahkan, beliau juga
pernah tertuding sebagai pelanggar HAM, yang biasanya digembar-gemborkan
jelang ‘pesta politik’ bangsa ini.
Tak
ada gading yang tak retak. Tentu Pak Prabowo hanya manusia biasa. Punya
kelebihan dan juga kekurangan. Tetapi diantara sejumlah tokoh penting
negeri ini, saya masih meyakini jika beliaulah yang terbaik saat ini.
Selamat malam Jenderal