» » » Keluarga Prabowo, Nasionalisnya Top Markotop!

Keluarga Prabowo, Nasionalisnya Top Markotop!

Penulis By on 28 October 2011 |

Maaf saya menyembunyikan identitas lengkap kawanku ini. Namanya amat panjang, tapi ia rekan wanita sekampus saya. Emba’ Lilik, panggilan akrabnya. Ia perempuan asal Jogjakarta yang diam-diam mengamati apa saja yang saya tulis tentang Pak Prabowo. “Kamu juga pengagum Pak Prabowo too?” tanya Mbak Liliek via yahoo messenger siang ini padaku. Pertanyaan ini menohok jantung saya, saya pikir Mbak Liliek meledek. Maklumlah, beliau amat suka ‘menanggapi’ apa saja yang yang saya tulis, baik soal romantika kehidupan hingga tulisan-tulisan sederhana yang kerap saya buat sebagai ‘pelampiasan’ ketika berhadapan dengan suatu masalah. Mbak Liliek di mata saya telah menjelma layaknya saudara kandung yang begitu punya perhatian besar kepadaku selama kuliah di Jakarta, meski hanya lewat teguran sapa.

Pernyataannya cukup mengejutkan bagi saya. “Keluarga Pak Prabowo itu nasionalisnya top markotop, mau di jungkir balik ini negara, Pak Prabowo dan keluarganya amat loyalis pada negara".  Kenapa mengejutkan? karena biasanya Mbak Liliek tidak terlalu suka dengan seseorang figur publik yang berasal dari militer. Kalaupun ia menyenangi figure public yang militer, ia amat selektif.

Soal Prabowo, Mbak Liliek menilainya dari sisi yang lain. Ia tertarik berdiskusi tentang sosok Hasyim Djodjohadikusumo. Adik Pak Prabowo yang dikenal sebagai pengusaha itu. Saya beranggapan mnilai Pak Prabowo harus paripurna, tidak sekedar figur beliau, tetapi juga keluarganya, sebab kadang kebaikan seorang figur tidak ditunjang keluarganya, malah kadang memanfaatkan kekuatan keluarganya” pikirku membatin. Baginya, Pak Prabowo mampu menerapkan nilai-nilai nasionalisme pada keluarganya, sehingga mencari ‘cacat’ Pak Prabowo dari sisi ini amat sulit. “Mungkin karena beliau putra dari Begawan ekonomi bangsa ini (Sumitro Djodjohadikusumo), sehingga tahu cara memberi yang terbaik bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.

Salah satu hal menarik yang dicermati Mbak Liliek, adalah ketika sebuah benda-benda purbakala di sebuah tempat pernah dicuri oknum tertentu, kabarnya Pak Hasyim malah membeli barang tersebut beberapa kali lipat untuk menyelamatkan benda-benda purbakala itu. Lalu kemudian di museumkan. “coba investigasi lebih dalam lagi deh” pintanya kepadaku.  Tetapi bagaimana jika itu menjadi museum pribadi? Liliek menjawabnya sederhana. “Di museumkan itu berarti diselamatkan, disimpan di sebuah tempat tertentu, bisa dilihat oleh publik, dan museumnya juga di wilayah Republik Indonesia, jadi tak perlu risau,” jelasnya.

Jika barang museum itu dijual lebih mahal lagi kepada negara lain? “Saya pikir Pak Hasyim tidak senekat itu. Duit mereka cukup untuk membiayai kehidupan mereka, usaha mereka juga tidak bergerak di wilayah itu. Pastinya Anda bisa mencari tahu banyak tentang perusahaan-perusahaan yang Pak Hasyim pimpin. Kalaupun mereka ‘nekat’ untuk itu, sama saja merusak reputasi nasionalis keluarga Pak Sumitro sebagai Begawan ekonomi bangsa Indonesia,” kata Mbak Liliek menjelaskan.

Lalu apa tanggapannya soal figur Pak Prabowo yang militer? Mbak Liliek  menjawabnya sederhana. “coba tanya dech pada Kopassus bekas anak buah Pak Prabowo, mereka masih bisa menikmati nasi kotak di medan pertempuran.  Di bawah komando Pak Prabowo, mereka masih merasakan kebersamaan antara komandan dan prajurit. Tetapi jenderal yang satu itu (siapa ya??), duh..katanya nasi bungkus yang rada-rada basi, kasian ya tentara yang jadi anak buah jenderal itu..” katanya bercanda.

Saya tak paham ‘Jenderal siapa’ yang Mbak Liliek maksud. Mungkin ini kritiknya terhadap kondisi militer yang serba terbatas, utamanya yang dikirim ke medan pertempuran, perlu perbaikan kesejahteraan, dan ini menjadi tanggung jawab para petinggi TNI, tanpa terkecuali. Baginya, militer negeri ini harus kuat, satu bahasa, tidak menimbulkan pretensi berbeda antara satu dengan yang lain.
Yang pasti Mbak Liliek percaya dengan kepemimpinan Pak Prabowo untuk Indonesia masa depan. “Setidaknya, diantara figur publik dewasa ini, Pak Prabowo masih jauh lebih baik,” katanya menutup perbincangan ini.

Jayalah bangsaku.selamat hari sumpah pemuda.!
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
comments