Kekaguman
saya dan (mungkin) pembaca sekalian pada sosok Letjen TNI (Purn).
Prabowo Subianto makin hari makin menguat dalam benak, jika beliau
memang sosok yang paling pantas memimpin negeri ini. Mengapa? Saya
sendiri sulit menjelaskannya dengan logika. Olehnya saya kadang berpikir
‘out of the box’ tentang sosok beliau. Saya membuktikannya sore ini,
ketika sengaja menghadiri kegiatan bertajuk ‘pelantikan pengurus
Kesehatan Indonesia Raya (Kesira) yang di pusatkan di kantor DPP
Gerindra, Jalan Harsono, Ragunan-Jakarta Selatan, sekedar untuk
merasakan ‘atmosfir jiwa’ seorang jendral bernama Haji Prabowo Subianto.
Meski
Pak Prabowo tak sempat hadir, dan mengamanatkan kepada Pak Hashim
Djojohadikusomo (wakil Ketua Dewan Pembina sekaligus adik Pak Prabowo)
untuk melantik kepengurusan Kesira, tapi Pak Prabowo seolah hadir di
tengah ‘seribuan’ kader partai. Pak Prabowo seolah tampil berorasi
‘membakar’ semangat anak-anak bangsa. Pak Prabowo seolah memeluk dan
menepuk pundak para hadirin. Se-isi ruangan seolah disesaki ‘jiwa’ Pak
Prabowo. Saya pun bergumam dalam hati. “Pak Prabowo Memang Beda!”. Saya
berkata seperti itu, sebab tak satu-pun hadirin berkeluh-kesah tentang
ketidakhadiran beliau.
Ada
kebanggaan bisa menyaksikan langsung acara itu tanpa kehadiran Pak
Prabowo. sebab saya bisa menguji sejauh mana fanatisme kader-kader
beliau terhadap partainya dan loyalitasnya pada sosok Pak Prabowo. ini
yang menjadi catatan saya untuk bisa ‘bicara banyak’ tentang masa depan
Partai Gerindra kepada khalayak, kepada teman-teman mahasiswa, kepada
orang-orang kampung ‘kelas’ orang tua saya, dan kepada orang-orang
miskin dipinggiran kota yang menjadi teman ‘bermain’ saya setiap harinya
di Kota Jakarta.
Mungkin
tak elok jika saya mengatakan; ketidakhadiran Pak Prabowo di acara itu
membuat saya bisa memprediksi masa depan Partai Gerindra, sebab saya
bukan paranormal layaknya Bapak Permadi. Tapi ‘getaran jiwa’ Pak Prabowo
telah menguatkan logika saya, jika beliaulah Presiden masa depan
Indonesia, yang bisa mengantarkan rakyat kedepan pintu gerbang
kemakmuran itu. Alasannya sederhana. 8 (delapan) visi yang menjadi
‘metateori’ Pak Prabowo kepada rakyat Indonesia begitu sederhana, mudah
dicerna, sesuai kebutuhan, tidak muluk-muluk, dan penuh pembuktian.
(akan dibahas pada kesempatan lain). Di sanalah pangkal keyakinan itu,
dan di sanalah saya ingin berkata pada publik, bahwa “menjadi sebuah
kerugian besar, jika kita tidak memilih Pak Prabowo sebagai Presiden
RI”. Maaf, saya tidak berkampanye, saya hanya menyatakan subjektifitas
‘kerja otak kiri saya’, dan tentu menjadi hak semua orang untuk
mengutarakannya.
Memang,
ada banyak anak bangsa yang memiliki kecerdasan intelektual. Cukup
banyak anak bangsa yang memiliki kemampuan financial, dan tidak sedikit
anak bangsa yang berfikir revolusioner dan kritis, jujur, serta tidak
sedikit anak bangsa yang punya cita-cita besar menjadi pemimpin bangsa
ini. Namun bagi saya, hanya satu anak bangsa yang mampu ‘merangkum’
semua kemampuan itu, yakni Bapak Prabowo Subianto. Seorang Jenderal,
seorang Haji, seorang pengusaha, seorang nasionalis, dan seorang
revolusioner.
Sebagai
pengagum, saya ‘bersyukur’ belum bisa menyaksikan langsung Pak Prabowo
di acara itu. Saya tak merasa merugi meski harus meluangkan waktu
menyusuri ‘lorong-lorong’ Jakarta dengan sepeda motor dan simbahan
gerimis hujan menuju Ragunan. Sebab ‘ketidakhadiran’ itu membuat saya
berfantasi tentang sosok beliau. Bagi saya, kemampuan berfantasi itulah
kekayaan saya. Berfantasi bila suatu saat saya akan berdiskusi langsung
dengan beliau bila tiba masanya. Saya hanya teringat sebuah teori
motivasi ‘the screet’ yangmengatakan; “barang siapa yang
bersungguh-sungguh untuk mendapatkan sesuatu dengan penuh keyakinan,
maka energi positif sesuatu itu mengarah padanya”. Saya percaya itu!
Pak Prabowo, Anda-lah Presiden itu!
--------------------------------------
--------------------------------------
Pada
kesempatan ini saya ucapkan terima kasih pada Pak Sanusi (Bang Uci)
Ketua PAC Menteng-Jakarta Pusat yang susah payah menjemput dan mengantar
saya dari Kos-an ke Ragunan. Juga buat kawan-kawan pemikir muda
Gerinda; Mas Prasetyo Hadi, Mas Angga, dan Adik Seto Assafah (Putra
Bupati Sinjai, juga Ketua DPD Gerindra Sulsel), dan teman-teman yang
saya belum hafal namanya. Anda benar, dan jalan Anda tidak
keliru…selamat!