» » » Kebahagiaan ‘Anak-anak Ideologi’ Pak Prabowo

Kebahagiaan ‘Anak-anak Ideologi’ Pak Prabowo

Penulis By on 27 December 2011 |

Bahagia. Satu kata yang layak saya catat dalam pekan-pekan penghujung tahun 2011 ini, yang menggambarkan isi hati segenap ‘anak-anak ideologi’ Prabowo Subianto. Itu kesimpulan sementara saya terhadap kawan-kawan yang bergabung di Gardu Prabowo. Sebuah organisasi massa yang kini tengah mengembangkan sayapnya dari tingkat nasional hingga level terbawah, RW/RT se Indonesia. Ya! Saya menyebut seperti itu, karena mereka hanya dekat secara ideologi ketimbang mengenal Pak Prabowo secara pribadi. Mereka sepertinya jauh lebih mengenal pikiran dan gagasan Pak Prabowo meski hanya lewat sebuah perjuangan yang mungkin Pak Prabowo sendiri juga tak terlalu banyak tahu seperti apa perjuangan mereka.

Pastinya, apa yang diperjuangkan ‘anak-anak ideologi’ itu menggambarkan jika Pak Prabowo tidak sendiri dalam menapaki jalan panjang menuju suksesi kepemimpinan nasional 2014 mendatang. Dan mereka juga yakin, bahwa hal seperti ini tidak sekedar dilakukan oleh mereka saja, tetapi jutaan orang di Indonesia mungkin ikut berjuang bersama ideology Pak Prabowo, memberinya jalan panjang menuju kursi Presiden RI 2014 mendatang. Baik itu di level Partai Gerindra, maupun sayap-sayap dan ormas partai ini, bahkan boleh jadi orang per orang atau kelompok-kelompok masyarakat, yang secara simultan tumbuh begitu saja, tanpa terdeteksi oleh orang-orang dekat Pak Prabowo.

Saya tak bisa mengurai detail tentang ‘kebahagiaan’ itu. Saya hanya merasakannya lewat diskusi bersama, makan bersama, hingga menyusuri jalan-jalan ibukota sekedar mengabarkan kepada banyak orang tentang siapa Prabowo Subianto dan bagaimana Bangsa Indonesia ketika berada dalam kepemimpinannya. Bahagia, karena mereka bisa berkumpul tanpa mengenal adanya perbedaan, apalagi pamrih dari seorang Prabowo Subianto. Saya hanya ingat kalimat dari mantan ajudan Pak Prabowo saat di militer, Asaldin Gea, yang kini berposisi sebagai Ketua OKK Dewan Pimpinan Nasional Gardu Prabowo. “Tujuan jangka pendek kita adalah bersama-sama dengan segenap elemen pendukung Pak Prabowo lainnya mengantarkan beliau menjadi Presiden RI. Dan kita mengawalnya hingga proses kepemipinanannya mendatang. Insya Allah. Semoga cita-cita ini tercapai,” ujar Bang Gea, panggilan akrab Asaldin Gea.

Saya sendiri ikut larut dalam kebahagiaan itu. Padahal sebenarnya saya hanyalah mahasiswa biasa yang ditugas-belajarkan oleh Pemda di Jakarta. Tak lebih dari itu. Tetapi sepertinya saya menemukan dinamika dan warna tersendiri, bagaimana menjadi ‘anak-anak ideologi’ Pak Prabowo. Terkadang karena kebahagiaan itu membuat saya lupa dengan tugas utama dan cita-cita saya selama hidup di Kota Jakarta. Rasanya ingin berlama-lama. Rasanya ingin terus hidup dalam misteri ketokohan Pak Prabowo.

Ternyata kebahagiaan itu juga dirasakan oleh kawan-kawan lainnya. Saya mencermatinya dalam beberapa alur pikir beberapa rekan semalam, saat melakukan perjalanan dari Jakarta ke Depok, pergi-pulang di malam hari.. Seorang Andy Ahmad Yusuf (Sekjen DPN Gardu Prabowo) baru menerima SMS dari istrinya jika anak bayinya lagi demam, tapi sebuah ketulusan perjuangan kepada figure Prabowo Subianto, SMS itu diabaikannya meski ada guratan ‘berat’ untuk melanjutkan perjalanan itu.

Saya juga menangkap kebahagiaan itu pada Ibu Annie Salim, ia rela ‘memotong’ waktu bersama keluarganya, bergabung dengan kawan-kawan lainnya, bahkan semalam menjadi driver sepanjang perjalanan tanpa terlihat keletihan. Saya melihat ada ketangguhan pada pribadi ibu muda ini. Tangguh dalam sebuah cita-cita bersama Pak Prabowo mewujudkan perubahan di negara ini. Saya juga menangkap semangat besar dari seorang ibu paruh baya bernama Elly Susiati, yang dipermak menjadi Srikandi Prabowo di level nasional. Saya menangkap semangat mudanya bangkit kembali, meski dalam sepekan beberapa kali rela bolak-balik Jakarta-Depok. Padahal di rumah, urusan suami dan anak-anak tentu tak kalah penting sebagai seorang ibu rumah tangga.

Saya juga melihat ini pada kawan-kawan lainnya. Pak Petrus Sunyoto, Bang Jack (Zakariah), Joe W.Rumagit, Rendy, Andi Irwandi, Mas Wied, Novi Effendi, Bobbi, bahkan seorang Paranormal asal Depok yang kami panggil Ki Agung juga hampir tiap harinya sepulang kerja meluangkan waktunya berkumpul di posko Gardu, berdiskusi dan bekerja lapangan menyampaikan pesan-pesan politik Pak Prabowo di masyarakat. Kadang saya bertanya dalam hati, sebegitu kuatkah pengaruh ideology seorang Prabowo Subianto, sampai mereka harus punya waktu ekstra untuk seorang Prabowo Subianto? Padahal bicara keseharian, semuanya bekerja padu setelah mendapat arahan dari Bang Asaldin Gea.

Sebagai penggiat komunikasi politik, saya percaya jika ‘tontonan’ yang saya peroleh dari kawan-kawan ini adalah feeling jika Pak Prabowo sepertinya memang telah ditakdirkan oleh Sang Pencipta sebagai pemimpin di republik ini di masa mendatang. Sebab tak banyak orang yang bisa menggerakan orang lain, hanya dengan sebuah bayang-bayang ideologi. Hanya dengan sebuah idealisme dari keinginan untuk bangkit bersama dengan cita-cita luhur. Indonesia sejahtera bersama Prabowo Subianto.

Selamat berjuang kawan
Jutaan Rakyat Indonesia berbuat hal sama seperti Anda
Jangan pernah takut pada sebuah keyakinan,
Jika Pak Prabowo bersama rakyat, bangsa menjadi lebih bermartabat.
Yakinlah, jika usaha Anda sampai di tujuan
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
comments