Menderu di jalanan tak berdebu..
Menapaki jengkal-jengkal metropolitan
Berlalu tanpa terhalau tapi hampa dalam himpitan…
Galaumu selalu bersahutan pada hatimu yang terpejam…
Engkau pancarkan sejuta harapan, pada kisahmu yang terbang bebas..
Engkau menari dalam benakmu dan menggerai rambut yang melenamu…
Engkau laksana Patung Liberty yang menyalakan obor kemenangan..
Engkau pandang cakrawala hingga di ujung lautan yang membiru…
When I need love…lagu itu terasa membenam malam..
Mengantarmu pada ujung kehidupan yang sebenarnya tak abadi..
Tapi aku mendengarmu, dalam setiap kelam malamku…
Seperti malam yang selalu mengantar mimpiku….
Aku bukan pujangga, bukan sastrawan…
Aku hanya muncul dalam seribu wajah…
Tetapi engkau menangkapku dalam satu cerita…
Engkau bisa memberiku semangat pada silau masa depan..
Engkau mengajarkan cerita pada kisah anak-anakku
Yang merindukanku dalam sepotong kata hati.. Pulanglah Ayah..
Ceritamu adalah kebahagiaan anak-anakmu…
Aku suka cerita kawan tentang Athens yang indah..
Aku suka cerita kawan tentang Venesia yang romantis…
Aku suka certa kawan tentang Seoul yang menggelora…
Aku suka cerita kawan tentang anak dan Jakartamu…
Peradaban telah memalingkanmu..dan aku mengajakmu kembali..
Seperti burung yang selalu setia pada sarangnya di pucuk pohon..
Maaf aku menggoreskanmu dalam catatan tak bermakna..
Karena aku suka akan sebuah makna kehidupan..
Engkau sebenarnya mahaguru yang terbang bebas…
Mahaguru yang tak lahir dalam ketajaman teori-teori sosial
Engkau Mahaguru dalam bingkai prosa terindah…..
This night, while that remember you..
I think you are taking rest for this time
And you are in good condition
Itu ujaran adik ibuku yang selalu memantauku…
Yang sebenarnya juga buat dirimu…
Terima kasih atas pelajaranmu…
Selamat malam sang Americanist…
When I Need love....
Penulis By Unknown on 21 January 2012 | No comments
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
Post a Comment