» » » Nasionalisme Hercules, Nasionalisme Prabowo

Nasionalisme Hercules, Nasionalisme Prabowo

Penulis By on 13 April 2012 |


Publik Indonesia banyak yang tahu akan nama besar Hercules Rosario. Seorang yang masa lalunya selalu dipersepsikan sebagai penguasa jalanan, salah seorang raja preman dan dikenal sebagai penguasa Tanah Abang, kawasan grosir Jakarta sekaligus yang terbesar di Asia Tenggara. Saya dapatkan itu, dari sejumlah literatur yang ada. Mungkin benar, tapi saya ingin melihat sisi lain Bang Hercules, sisi lain anak Pulau Timor yang kini aktif membangun ormas baru bernama GRIB, Gerakan Rakyat Indonesia Baru.

Meski saya belum mengenalnya secara dekat, tetapi terasa ada magnet kuat yang dimiliki Bang Hercules hingga mendorong saya menulis melalui dialog imaginatif saya, bila Bang Hercules memiliki jiwa raga yang sebenarnya ia peruntukkan untuk kejayaan Indonesia Raya. Karenanya ia mewujudkan semangat nasionalismenya itu dengan mendukung Pak Prabowo Subianto sebagai Presiden RI di masa mendatang. Saya sendiri berkata, nasionalisme Bang Hercules, adalah nasionalisme Pak Prabowo

Bagi saya ini fenomena baru, sebab jika membaca literatur masa lalu Bang Hercules, maka amat naïf jika berfikir tentang keinginannya melihat Indonesia jauh lebih maju. Sebab biasanya ‘otak’ orang Indonesia selalu memposisikan mantan preman di sisi yang gelap. Jarang sekali melihat sisi ’terang’ dari apa yang dilakukannya. Apakah ini hidayah dari Tuhan? Sehingga menggerakkan hati Bang Hercules untuk sama-sama bercita-cita menuju kejayaan Indonesia Raya. Wallahu Alam Bissawab. Tapi saya amat meyakini, upaya yang dilakukan bang Hercules dengan GRIB-nya adalah salah satu langkah kongkrit dan sikap positif yang patut didukung oleh segenap elemen bangsa, bahwa Pak Prabowo adalah sosok terbaik di negeri ini, siapapun boleh menggiringnya ke tahta istana yang menaungi jutaan rakyat Indonesia.

Menyoal nasionalisme Bang Hercules bukanlah cerita rekayasa. Beliau ternyata penerima lencana Bintang Seroja dari Pemerintah RI, ini sebuah tanda bila Bang Hercules punya sepotong hati yang sebenarnya dia abdikan untuk negaranya. Bagi saya ini luar biasa. Sebab seorang terpelajar sekalipun, amat jarang menerima penghargaan seperti ini. Lebih luar biasa lagi, sebab pengikut-pengikut GRIB tidak semata anak buah Bang Hercules dari jalanan, banyak diantara mereka adalah pemikir-pemikir cerdas, bertalenta dan berkarakter yang hidupnya ia abdikan untuk cerita masa depan bangsa Indonesia. Saya sendiri, amat tertarik dengan Ormas ini, dan tertarik dengan pribadi Bang Hercules yang amat nasionalis. Sepertinya saya mendapat ‘guru baru kehidupan’ di tengah kabut-kabut Jakarta yang bermandikan kebebasan, sikap pragmatis, dan sikap ketidak-pedulian antara satu dengan yang lainnya. Saya pun ikut membenarkan pengistilahan banyak orang; ”Memang lebih baik jadi mantan preman, ketimbang mantan orang baik”...

Lagi-lagi saya menghidupkan diskusi imajinatif saya soal Bang Hercules dan GRIB-nya. Ketika melintas di beberapa kawasan di Kota Jakarta, kibaran-kibaran bendera GRIB banyak mewarnai jalan-jalan ibukota. Saya amat salut, bahwa simbol ’garuda’ yang ikut melekat pada nafas GRIB sepertinya menggambarkan hati Bang Hercules, bahwa beliau amat menginginkan nilai-nilai ’Pancasila’ harus dihadirkan kembali dalam ’jiwa baru’ orang Indonesia, yang kini seolah kehilangan ideologi ke-pancasila-annya. Saya juga banyak melihat kader-kader Satgas GRIB yang menggunakan seragam mirip militer. Awalnya agak gelagapan, dan bertanya-tanya, ada apa kader-kader GRIB menggunakan seragam itu? Apakah ini sekedar menakut-nakuti rakyat? Tentu bukan. Bagi saya ini interaksi simbolik yang coba dihadirkan Bang Hercules, bahwa rakyat Indonesia butuh perlindungan dari para pemimpinnya. Karenanya wajar jika, ada kegiatan social GRIB, para kader itulah yang begitu rajin turun dan ikut membantu rakyat kebanyakan. Saya ingat slogan ABRI di masa lalu “Manunggal Rakyat”, atau bersatu dengan rakyat.

Meski begitu, saya juga masih bertanya-tanya, apa sebenarnya cita-cita panjang Bang Hercules, sehingga harus bersusah payah menghabiskan waktu, dana dan jaringannya untuk membantu Pak Prabowo menuju kursi Presiden? Apakah ini untuk melanggengkan kekuasaan Bang Hercules? Ataukah Bang Hercules ingin melintas ke arena politik? Saya tidak menangkap itu. Yang saya dengar, bang Hercules kini telah berada dalam posisi ‘sadar’, tak ingin sekedar dianggap sebagai penguasa jalanan Jakarta. Selalu di persepsikan dalam posisi salah.

Cerita kawan-kawan, bang Hercules kini menghabiskan hidupnya untuk kebaikan orang banyak. Membantu rakyat kecil, dan hal itu tentu tak bisa dilakukannya sendiri-sendiri. Sepertinya Bang Hercules sadar, bila jika ingin berbuat yang terbaik buat jutaan rakyat Indonesia, harus masuk dalam sistem kekuaasaan di republik ini. Dan jalan yang dipilihnya, adalah menggabungkan jiwa nasionalismenya bersama jiwa nasionalisme Pak Prabowo. Bagi saya ini jalan yang tepat, sebab tak mudah berbuat yang terbaik jika berjalan sendiri. Bang Herculees bukanlah Robin Hood. Hercules tetaplah Hercules yang sejati, yang hidupnya ia abdikan pada bangsa dan negara yang dicintainya. Ia pun mewujudkan impian dan cita-cita gemilangnya bersama patriotisme Pak Prabowo.

Saya pun ingin bertanya pada jutaan rakyat Indonesia yang menginginkan kemajuan, kejayaan bangsanya. Bahwa seorang Hercules saja telah mencurahkan hidupnya dan sikap politiknya pada Pak Prabowo, lalu mengapa kita tidak? Saya yakin kita semua bisa!.

Selamat berjuang Bang Hercules. Tunjukkan Merah Putihmu!!

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
comments