Publik
Indonesia banyak yang tahu akan nama besar Hercules Rosario. Seorang
yang masa lalunya selalu dipersepsikan sebagai penguasa jalanan, salah
seorang raja preman dan dikenal sebagai penguasa Tanah Abang, kawasan
grosir Jakarta sekaligus yang terbesar di Asia Tenggara. Saya dapatkan
itu, dari sejumlah literatur yang ada. Mungkin benar, tapi saya ingin
melihat sisi lain Bang Hercules, sisi lain anak Pulau Timor yang kini
aktif membangun ormas baru bernama GRIB, Gerakan Rakyat Indonesia Baru.
Meski
saya belum mengenalnya secara dekat, tetapi terasa ada magnet kuat yang
dimiliki Bang Hercules hingga mendorong saya menulis melalui dialog
imaginatif saya, bila Bang Hercules memiliki jiwa raga yang sebenarnya
ia peruntukkan untuk kejayaan Indonesia Raya. Karenanya ia mewujudkan
semangat nasionalismenya itu dengan mendukung Pak Prabowo Subianto
sebagai Presiden RI di masa mendatang. Saya sendiri berkata,
nasionalisme Bang Hercules, adalah nasionalisme Pak Prabowo
Bagi
saya ini fenomena baru, sebab jika membaca literatur masa lalu Bang
Hercules, maka amat naïf jika berfikir tentang keinginannya melihat
Indonesia jauh lebih maju. Sebab biasanya ‘otak’ orang Indonesia selalu
memposisikan mantan preman di sisi yang gelap. Jarang sekali melihat
sisi ’terang’ dari apa yang dilakukannya. Apakah ini hidayah dari Tuhan?
Sehingga menggerakkan hati Bang Hercules untuk sama-sama bercita-cita
menuju kejayaan Indonesia Raya. Wallahu Alam Bissawab. Tapi saya amat
meyakini, upaya yang dilakukan bang Hercules dengan GRIB-nya adalah
salah satu langkah kongkrit dan sikap positif yang patut didukung oleh
segenap elemen bangsa, bahwa Pak Prabowo adalah sosok terbaik di negeri
ini, siapapun boleh menggiringnya ke tahta istana yang menaungi jutaan
rakyat Indonesia.
Menyoal
nasionalisme Bang Hercules bukanlah cerita rekayasa. Beliau ternyata
penerima lencana Bintang Seroja dari Pemerintah RI, ini sebuah tanda
bila Bang Hercules punya sepotong hati yang sebenarnya dia abdikan untuk
negaranya. Bagi saya ini luar biasa. Sebab seorang terpelajar
sekalipun, amat jarang menerima penghargaan seperti ini. Lebih luar
biasa lagi, sebab pengikut-pengikut GRIB tidak semata anak buah Bang
Hercules dari jalanan, banyak diantara mereka adalah pemikir-pemikir
cerdas, bertalenta dan berkarakter yang hidupnya ia abdikan untuk cerita
masa depan bangsa Indonesia. Saya sendiri, amat tertarik dengan Ormas
ini, dan tertarik dengan pribadi Bang Hercules yang amat nasionalis.
Sepertinya saya mendapat ‘guru baru kehidupan’ di tengah kabut-kabut
Jakarta yang bermandikan kebebasan, sikap pragmatis, dan sikap
ketidak-pedulian antara satu dengan yang lainnya. Saya pun ikut
membenarkan pengistilahan banyak orang; ”Memang lebih baik jadi mantan
preman, ketimbang mantan orang baik”...
Lagi-lagi
saya menghidupkan diskusi imajinatif saya soal Bang Hercules dan
GRIB-nya. Ketika melintas di beberapa kawasan di Kota Jakarta,
kibaran-kibaran bendera GRIB banyak mewarnai jalan-jalan ibukota. Saya
amat salut, bahwa simbol ’garuda’ yang ikut melekat pada nafas GRIB
sepertinya menggambarkan hati Bang Hercules, bahwa beliau amat
menginginkan nilai-nilai ’Pancasila’ harus dihadirkan kembali dalam
’jiwa baru’ orang Indonesia, yang kini seolah kehilangan ideologi
ke-pancasila-annya. Saya juga banyak melihat kader-kader Satgas GRIB
yang menggunakan seragam mirip militer. Awalnya agak gelagapan, dan
bertanya-tanya, ada apa kader-kader GRIB menggunakan seragam itu? Apakah
ini sekedar menakut-nakuti rakyat? Tentu bukan. Bagi saya ini interaksi
simbolik yang coba dihadirkan Bang Hercules, bahwa rakyat Indonesia
butuh perlindungan dari para pemimpinnya. Karenanya wajar jika, ada
kegiatan social GRIB, para kader itulah yang begitu rajin turun dan ikut
membantu rakyat kebanyakan. Saya ingat slogan ABRI di masa lalu
“Manunggal Rakyat”, atau bersatu dengan rakyat.
Meski
begitu, saya juga masih bertanya-tanya, apa sebenarnya cita-cita
panjang Bang Hercules, sehingga harus bersusah payah menghabiskan waktu,
dana dan jaringannya untuk membantu Pak Prabowo menuju kursi Presiden?
Apakah ini untuk melanggengkan kekuasaan Bang Hercules? Ataukah Bang
Hercules ingin melintas ke arena politik? Saya tidak menangkap itu. Yang
saya dengar, bang Hercules kini telah berada dalam posisi ‘sadar’, tak
ingin sekedar dianggap sebagai penguasa jalanan Jakarta. Selalu di
persepsikan dalam posisi salah.
Cerita
kawan-kawan, bang Hercules kini menghabiskan hidupnya untuk kebaikan
orang banyak. Membantu rakyat kecil, dan hal itu tentu tak bisa
dilakukannya sendiri-sendiri. Sepertinya Bang Hercules sadar, bila jika
ingin berbuat yang terbaik buat jutaan rakyat Indonesia, harus masuk
dalam sistem kekuaasaan di republik ini. Dan jalan yang dipilihnya,
adalah menggabungkan jiwa nasionalismenya bersama jiwa nasionalisme Pak
Prabowo. Bagi saya ini jalan yang tepat, sebab tak mudah berbuat yang
terbaik jika berjalan sendiri. Bang Herculees bukanlah Robin Hood.
Hercules tetaplah Hercules yang sejati, yang hidupnya ia abdikan pada
bangsa dan negara yang dicintainya. Ia pun mewujudkan impian dan
cita-cita gemilangnya bersama patriotisme Pak Prabowo.
Saya
pun ingin bertanya pada jutaan rakyat Indonesia yang menginginkan
kemajuan, kejayaan bangsanya. Bahwa seorang Hercules saja telah
mencurahkan hidupnya dan sikap politiknya pada Pak Prabowo, lalu mengapa
kita tidak? Saya yakin kita semua bisa!.
Selamat berjuang Bang Hercules. Tunjukkan Merah Putihmu!!