Semalam saya ngobrol
dengan seorang kader Partai Gerindra. Di kawasan Cikini Jakarta Pusat.
Namanya Pak Sunusi. Bang Uci Panggilannya. Ia ketua PAC Partai Gerindra
Kecamatan Menteng. Bang Uci tak pernah capek untuk menyampaikan pada
orang lain tentang kekuatan Partai Gerindra dan nama besar Prabowo
Subianto (PS). Saya begitu terkesima, bahkan nalar saya kalah dengan
kekuatan brain Pak Prabowo. Saya sendiri menimpali, jika pemilu
nanti adalah sebuah kerugian besar jika tak memilih Pak Prabowo sebagai
Presiden.
Sebagai penggiat ilmu komunikasi politik, memandang
sosok Prabowo langsung tertuju pada sebuah kata. “the next president!”.
Ya, auranya memang memancarkan itu. Ketika berorasi ia tampil seperti
singa podium. Bersemangat dan membakar hasrat. Bang Uci bilang, hampir
serupa dengan Barrack Obama, Presiden Amerika yang fenomenal itu. Saya
punya pendapat lain, Prabowo ya Prabowo. Ia punya karakter tersendiri,
yang seolah ‘menggabung’ semua kekuatan karakter dari sejumlah orang
terkenal. Ia seperti Sukarno dalam berorasi, cerdas dan memikat seperti
Obama, tapi juga garang bersikap layaknya Umar Bin Khattab, sahabat Nabi
Muhammad SAW. Makanya saya tegas berkata, “Ini Prabowo, Bukan Obama!”.
Hampir
setiap hari saya membuka situs jejaring Pak Prabowo,. Khususnya
facebook beliau. meski jarang memberi komentar. Saya cermati setiap
lontaran kata hasil buah pikirnya. Hari ini beliau menyapa fans-nya, dan
melontarkan kritiknya tentang ekonomi kapitalisme. Beliau bilang,
“Sistem ekonomi kapitalistik yang diterapkan Indonesia selama ini telah
gagal dan terbukti tidak membawa kesejahteraan. Mayoritas masyarakat
justru hidup dalam kemiskinan. Ini harus diubah. Kalau tidak, siapa pun
pemimpin, partai mana pun, 100 tahun lagi, rakyat Indonesia tidak akan
sejahtera. Kita harus menggunakan sistim ekonomi kerakyatan yang
menyejahterakan rakyat.”
Bukan
saya terpesona dengan buah pikir dan komentar beliau. Saya hanya
menangkap jika Pak Prabowo memiliki sensivitas yang kuat dengan ekonomi
bangsa ini. Beliau amat cerdas, menangkap gelagat dan perkembangan
ekonomi Indonesia dari waktu ke waktu. Mungkin karena beliau putra
Begawan ekonomi negeri ini. Selebihnya, Pak Prabowo mampu menangkap
kekuatan media jejaring social untuk meraup dukungan yang sebanarnya.
Sebuah cara yang pernah mengantarkan Obama menuju Gedung Putih, tentu
dengan gaya yang berbeda dan khas pula.
Satu
hal yang saya ingin sampaikan melalui tulisan ini, bahwa Pak Prabowo
telah menjanjikan sebuah ‘kepastian akan sebuah kemajuan Indonesia di
masa mendatang’. Tak salah memang jika figure ini begitu menggurita
mewarnai pikiran rakyat Indonesia. “Apakah ia nanti datang sebagai
Presiden? Waktulah yang berbicara, dan dukungan rakyatlah yang
menentukannya”
Selamat Beraktifitas Pak!