“Baru saja berakhir hujan di sore ini….
menyisahkan keajaiban, kilauan indahnya pelangi…
Tak pernah terlewatkan dan tetap mengaguminya….
Kesempatan seperti ini..tak akan bisa di beli…
Bersamamu kuhabiskan waktu….
Senang bisa mengenal dirimu….
Rasanya semua begitu sempurna..sayang untuk mengakhirinya…
menyisahkan keajaiban, kilauan indahnya pelangi…
Tak pernah terlewatkan dan tetap mengaguminya….
Kesempatan seperti ini..tak akan bisa di beli…
Bersamamu kuhabiskan waktu….
Senang bisa mengenal dirimu….
Rasanya semua begitu sempurna..sayang untuk mengakhirinya…
Penggalan
lagu ‘Sahabat Kecil’ dari Ipang seolah menggambarkan situasi Jakarta
sore ini. Hujan sejenak, lalu berhenti dan menghembuskan angin yang
seolah membelai penghuni jalanan metropolitan. Saya tersenyum seolah
membalas tebaran senyuman Pak Prabowo dalam bentangan spanduk juga dalam
kibaran-kibaran bendera khas Partai Gerindra. Ya! Ini memang diorama
politik Jakarta jelang dan pasca Hari Ulang Tahun Partai Gerindra yang
ke-empat, 6 Pebruari 2012 kemarin.
Saya
tersenyum, karena merasakan ada getar dan denyut baru, bila partai dan
usungan Prabowo Subianto sebagai Presiden di 2014, sepertinya tengah
beranjak dari kesunyian, dan seolah lebih siap menapaki iklim politik di
tahun-tahun mendatang. Terasa ada harapan baru dikibaran
bendera-bendera itu, terasa bila senyuman Pak Prabowo itu sebagai
gambaran masa depan Indonesia yang cerah. Ini hayalan saya Bung!
Hanyalan tentang masa depan Indonesia dibawah kepemimpinan Pak Prabowo
yang gemilang. Tapi saya tidak tahu, apakah di daerah-daerah juga banyak
kibaran senyuman Pak Prabowo dalam menyapa rakyat Indonesia?, seperti
yang terjadi di Jakarta saat ini?
Mungkin
tidak semua orang bisa merasakannya. Tetapi memandang wajah Prabowo
berbalut kepala Garuda dalam kibaran bendera-bendera itu, seolah memutar
film kehidupan Gajah Mada yang melakukan Amukti Palapa. Saya memandang
wajah Prabowo Subianto seperti Gajah Mada Muda, yang akan datang sebagai
satria, menyatukan dan merekatkan kembali anak negeri. Saya bangga,
sebab negeri ini masih punya tokoh khas Indonesia yang telah berjanji
akan tegak diatas kekuatan kaki sendiri. Bukan kekuatan asing dan
kapitalisme yang telah mencekik leher anak bangsa ini.
Jualan
politik Partai Gerindra dan juga nama besar Prabowo Subianto di ulang
tahunnya yang keempat beberapa hari lalu, gaungnya telah membahana.
Jutaan anak manusia berdiskusi melalui jejaring sosial tentang fenomena
ini. Bukan hanya itu, (khusus Jakarta) para supir taksi, penikmat warteg
dan mayarakat kelas bawah begitu ‘rajin’ bercerita tentang sosok
Prabowo Subianto. Saya sendiri bertanya dalam hati, apakah ini gejala
bahwa kelak bangsa ini dipimpin Prabowo Subianto? Tentu masih dalam cara
pandang yang subjektif. Sebab di negeri ini, (memang) bukan hanya
Partai Gerindra dan Prabowo Subianto yang punya keinginan kuat untuk
tampil sebagai pemimpin rakyat. Dan tentu tidak semua orang punya cara
pandang dan pola pikir yang sama seperti saya.
“…melawan keterbatasan, walau sedikit kemungkinan..
Takkan menyerah untuk hadapi…hingga sedih tak mau dating..lagi…
Bersamamu..kuhabiskan waktu..senang bisa mengenal dirimu..
Rasanya semua begitu sempurna..sayang untuk mengakhirinya..
Janganlah berganti..janganlah berganti..janganlah berganti…
Tetaplah seperti ini….ohh..jangalah berganti..janganlah berganti…
Takkan menyerah untuk hadapi…hingga sedih tak mau dating..lagi…
Bersamamu..kuhabiskan waktu..senang bisa mengenal dirimu..
Rasanya semua begitu sempurna..sayang untuk mengakhirinya..
Janganlah berganti..janganlah berganti..janganlah berganti…
Tetaplah seperti ini….ohh..jangalah berganti..janganlah berganti…
Lagu
‘sahabat kecil’ terus mengiang di telinga, dan saya bernyanyi kecil
memandang keceriaan itu. Memandang keceriaan Pak Prabowo. Memandang
harapan anak negeri akan hadirnya Gajah Mada Muda itu..saya hanya
berharap suatu saat nanti, hayalan saya dan jutaan anak negeri menjadi
kenyataan. .
Tetapi
kadang menjadi tergelitik, jika beberapa rekan saya bertanya, mengapa
Anda begitu peduli dengan sosok Prabowo Subanto? Apakah keunggulan yang
dimilikinya? Apakah ia punya kecerdasan yang cukup untuk memimpin negeri
ini? Jangan-jangan karena Pak Prabowo hanya punya materi yang kuat,
sehingga orang berduyun-duyun memberi dukungan?
Saya
tak bisa menampik pertanyaan-pertanyaan itu, sebab memang tak semua
orang tahu bagaimana kehidupan Prabowo Subianto saat ini. Mereka hanya
mendengar ‘serpihan’ berita-berita tentang Prabowo putra Begawan ekonomi
Bapak Soemitro Djojohadikusumo, serpihan berita tentang Prabowo yang
pernah menjadi mantu Presiden Soeharto, serpihan berita tentang Prabowo
yang mantan Danjen Kopassus. Serpihan berita tentang fitnah dan isu
pelanggaran HAM dan cerita-cerita lainnya.
Tetapi
saya cukup beruntung bisa mengenal dekat sosok Prabowo Subianto yang
kini lebih banyak hidup di Hambalang Bogor. Saya beruntung bisa
memandang langsung sosok Prabowo Subianto yang menghabiskan waktunya di
perpustakaan pribadinya, membaca ribuan buku tentang bagaimana cara
mengangkat derajat dan harkat Rakyat Indonesia. Saya juga beruntung bisa
mendengar langsung ‘visi misi’ Prabowo Subianto, tentang cara
mengangkat kesejahteraan rakyat Indonesia, tentang upaya membebaskan
negerinya dari bencana korupsi dan komitmennya mengangkat hajat hidup
orang banyak di negeri ini? Itulah yang meyakinkan diri mengapa saya
begitu optimis dengan tokoh ini.
Satu
hal yang pernah saya catat saat bertemu dengan Pak Prabowo di
perpustakaan pribadinya. Beliau berkata, “ Beberapa orang mungkin merasa
bahwa ‘visi’ merupakan sebuah konsep usang, namun jika digunakan dengan
cerdas dan dikomunikasikan dengan baik, bisa menjadi motiovator yang
kuat,”
Saya
paham, kata-kata ini adalah serapan ilmu dari berbagai tokoh yang
sukses di dunia politik. Saya melihat filosofi hidup Prabowo Subianto
dalam politik seperti jalan panjang John F Kennedy ketika ingin
bertarung di kerasnya politik Amerika. Kennedy dalam buku John F Kennedy
on Leadership, berkata “Selalu ada yang berharga dalam kesalahan, dan
selalu banyak hal yang dapat dipelajari. Meskipun Anda berusaha
mengumpulkan dan menyatukan banyak sudut pandang, ketahuilah tanggung
jawab terakhir ada di tangan Anda!.
Janganlah berganti..janganlah berganti..janganlah berganti…
Tetaplah seperti ini….ohh..jangalah berganti..janganlah berganti…
Tetaplah seperti ini….ohh..jangalah berganti..janganlah berganti…
Petikan
bait terakhir Lagu Ipang membuyarkan lamunan saya. Tetapi tetap
menunggu hingga senyuman itu bukan sekedar dalam kibaran bendera. Tetapi
dalam karya nyata Partai Gerindra dalam mengusung Prabowo Subianto
sebagai Ptesiden di 2014 mndatang. Semoga.
Happy Birthday Gerinda ke-4!